Sejarah
berdirinya aisyiyah muhammadiyah
AKAR BERDIRINYA Aisyiyah tidak bisa dilepas
kan kaitannya dari akar sejarah. Spirit berdirinya Muhammadiyah telah
mengilhami berdirinya hampir seluruh organisasi otonom yangada di uhammadiyah,
termasuk Aisytyah. Sejakmendirikan Muhammadiyah, Kiai Dahlan
sangatmemperhatikan embinaan terhadap wanita. Anak-anak perempuan yang
potensial dibina dan dididikmenjadi pemimpin, erta dipersiapkan untuk menjadi
pengurus dalam organisasi wanita dalam Muhammadiyah. Di antara ereka yang dididik Kiai Dahlan ialah Siti
Bariyah, Siti Dawimah, Siti Dalalah, Siti- Busyro (putri beliau endiri), Siti Dawingah, dan Siti Badilah
Zuber.
Anak-anak perempuan itu (meskipun usianya
baru ekitar 15 tahun) sudah diajak
memikirkan soal-soal kemasyarakatan. Sebelum Aisyiyah secara kongkret erbentuk, sifat gerakan pembinaan wanita itu
baru merupakan kelompok anak-anak perempuan yang enang berkumpul, kemudian diberi bimbingan
oleh KHA Dahlan dan Nyai Ahmad Dahlan dengan
elajaran agama. Kelompok anak- anak ini belum merupakan suatu
organisasi, tetapi kelompok anak-a nak
ang diberi pengajian. Pendidikan dan pembinaan terhadap wanita yang
usianya sudah tua pun ilakukan juga oleh Kiai Dahlan dan istrinya (Nyai
Dahlan). Ajaran agama Islam tidak memperkenankan engabaikan wanita. Mengingat pentingnya
peranan wanita yang harus mendapatkan tempat yang layak, Kyai Dahlan bersama-sama KHA. Dahlan
mendirikan kelompok pengajian wanita yang anggotanya terdiri para gadis-gadis dan orang-orang wanita yang
sudah tua.Dalam perkembangannya, kelompok pengajian wanita itu diberi nama Sapa
Tresna.
Sapa Tresna belum merupakan organisasi, hanya
suatu gerakan pengajian saja. Oleh karena itu,untuk memberikan suatu nama yang
kongkrit menjadi suatu perkumpulan, K.H. Mokhtarmengadakan pertemuan dengan
KHA. Dahlan yang juga dihadiri oleh H.
Fakhrudin dan Ki Bagus Hadikusumo serta pengurus Muhammadiyah lainnya di rumah
Nyai Ahmad Dahlan. Awalnya iusulkan nama
Fatimah, untuk orga- nisasi perkumpulan kaum wanita Muhammadiyah itu, tetapi
nama itu tidak diterima oleh rapat.
Haji
Fakhrudin kemudian mengusulkan nama Aisyiyah yang kemudian iterima oleh rapat tersebut. Nama Aisyiyah
dipandang lebih tepat bagi gerakan wanita ini karena didasari
pertimbangan bahwa perjuanganwanita yang akan digulirkan ini diharapkan
dapat meniru perjuangan Aisyah, isteri
Nabi Muhammad, yang selalu membantu Rasulullah dalam berdakwah. peresmian
Aisyiyah dilaksanakan bersamaan peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad pada tanggal 27 rajab 1335 H, bertepatan 19 Mei
1917 M. Peringatan Isra' Mi'raj tersebut merupakan peringatan yang diadakan
Muhammadiyah untuk pertama kalinya.
Selanjutnya, K.H. Mukhtar memberi bimbingan administrasi dan organisasi, sedang
untuk bimbingan jiwa keagamaannya dibimbing langsung oleh KHA. Dahlan.
Pesan Kiyai Dahlan setelah
kepengurusan Aisyiyah secara resmi terbentuk ialah sebagai berikut:
1. Dengan keikhlasan hati menunaikan
tugasnya sebagai wanita Islam sesuai
dengan bakat dan percakapannya, tidak
menghendaki sanjung puji dan tidak
mundur selangkah karena dicela.
2. Penuh keinsyafan, bahwa beramal itu harus berilmu.
3. Jangan mengadakan alasan yang tidak dianggap sah oleh Tuhan Allah hanya untuk menghindari suatu tugas yang diserahkan.
4. Membulatkan tekad untuk membela kesucian agama Islam. 5. Menjaga persaudaraan dan kesatuan kawan sekerja dan peperjuangan Pada tahun 1919, dua tahun setelah berdiri, Aisyiyah merintis pendidikan dini untuk anak-anak dengan nama Frobel, yang merupakan Taman Kanan-Kanak pertama kali yang didirikan oleh
2. Penuh keinsyafan, bahwa beramal itu harus berilmu.
3. Jangan mengadakan alasan yang tidak dianggap sah oleh Tuhan Allah hanya untuk menghindari suatu tugas yang diserahkan.
4. Membulatkan tekad untuk membela kesucian agama Islam. 5. Menjaga persaudaraan dan kesatuan kawan sekerja dan peperjuangan Pada tahun 1919, dua tahun setelah berdiri, Aisyiyah merintis pendidikan dini untuk anak-anak dengan nama Frobel, yang merupakan Taman Kanan-Kanak pertama kali yang didirikan oleh
bangsa Indonesia. Selanjutnya Taman
kanak-kanak ini diseragamkan namanya menjadi TK Aisyiyah Bustanul Athfal yang
saat ini telah mencapai 5.865 TK di seluruh Indonesia.
Gerakan
pemberantasan kebodohan yang menjadi salah satu pilar perjuangan Aisyiyah dicanangkan
dengan mengadakan pemberantasanbuta huruf pertama kali, baik buta huruf
arab maupun latin pada tahun 1923.
Dalam kegiatan ini para peserta yang
terdiri dari para gadis dan ibu- ibu rumah tangga belajar bersama dengan
tujuan meningkatkan pengetahuan dan
peningkatan partisipasi perempuan dalam dunia publik. Selain itu, pada tahun
1926, Aisyiyah mulai menerbitkan majalah organisasi yang diberi nama Suara
Aisyiyah, yang awal berdirinya menggunakan
Bahasa Jawa. Melalui majalah bulanan inilah Aisyiyah antara lain mengkomunikasikan semua program dan
kegiatannya termasuk konsolidasi internal organisasi.
Dalam
hal pergerakan kebangsaan, Aisyiyah juga termasuk organisasi yang turut
memprakarsai dan membidani terbentuknya organisasi wanita pada tahun 1928.
Dalam hat ini, Aisyiyah bersama dengan organisasi wanita lain bangkit berjuang
untuk membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan dan kebodohan.
Badan federasi ini diberi nama Kongres Perempuan Indonesia yang sekarang
menjadi KOWANI (Kongres Wanita Indonesia). Lewat federasi ini berbagai usaha
dan bentuk perjuangan bangsa dapat dilakukan secara terpadu.
Aisyiyah berkembang semakin pesat dan
menemukan bentuknya sebagai organisasi wanita modern. Aisyiyah mengembangkan
berbagai program untuk pembinaan dan pendidikan wanita. Diantara aktivitas
Aisyiyah ialah Siswa Praja Wanita bertugas membina dan mengembangkan puteri-
puteri di luar sekolah sebagai kader Aisyiyah. Pada Kongres Muhammadiyah ke-20
tahun 1931 Siswa Praja Wanita diubah menjadi Nasyi'atul Aisyiyah (NA). Di
samping itu, Aisyiyah juga mendirikan Urusan Madrasah bertugas mengurusi
sekolah/ madrasah khusus puteri, Urusan Tabligh yang mengurusi penyiaran agama
lewat pengajian, kursus dan asrama, serta Urusan Wal'asri yang mengusahakan beasiswa
untuk siswa yang kurang mampu. Selain itu, Aisyiyah pada tahun 1935 juga
mendirikan Urusan Adz-Dzakirat yang bertugas mencari dana untuk membangun
Gedung 'Aisyiyah dan modal mendirikan koperasi.
Perkembangan Aisyiyah selanjutnya pada tahun
1939 mengalami titik kemajuan yang sangat pesat. Aisyiyah menambah Urusan
Pertolongan (PKU) yang bertugas menolong kesengsaraan umum. Oleh karena
sekolah-sekolah putri yang didirikan sudah semakin banyak, maka Urusan
Pengajaran pun didirikan di Aisyiyah. Di samping itu, Aisyiyah juga mendirikan
Biro Konsultasi Keluarga. Demikianlah, Aisyiyah menjadi gerakan wanita Islam
yang mendobrak kebekuan feodalisme dan ketidaksetaraan gender dalam masyarakat
pada masa itu, serta sekaligus melakukan advokasi pemberdayaan kaum perempuan.
Perkembangan Mutakhir
Amal Usaha Aisyiyah
Menjelang seabad gerakannya, Aisyiyah saat ini
telah memiliki 33 Pimpinan Wilayah Aisyiyah (setingkat Propinsi), 370 Pimpinan
Daerah Aisyiyah (setingkat kabupaten), 2.332 Pimpinan Cabang Aisyiyah
(setingkat Kecamatan) dan 6.924 Pimpinan Ranting Aisyiyah (setingkat
Kelurahan).
Selain itu, Aisyiyah juga memiliki amal usaha
yang bergerak di berbagai bidang, yaitu: pendidikan, kesehatan, kesejahteraan
sosial, ekonomi dan pemberdayaan masyarakat. Amal usaha Aisyiyah bidang
pendidikan saat ini berjumlah 4.560, terdiri dari Kelompok Bermain, Taman
Pengasuhan Anak, Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,
dan Pendidikan Tinggi.
Sedangkan amal usaha bidang Kesehatan berupa
Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Badan Kesehatan Ibu dan Anak, Balai Pengobatan dan
Posyandu secara keseluruhan berjumlah 280 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sebagai gerakan
yang peduti terhadap kesejahteraan sosial masyarakat, Aisyiyah hingga kini
memiliki 459 amal usaha seperti Rumah Singgah Anak Jalanan, Panti Asuhan,
lembaga Dana Santunan Sosial, tim Pangrukti Jenazah dan Posyandu.
Aisyiyah berpendirian bahwa harkat martabat
perempuan Indonesia tidak akan meningkat tanpa peningkatan kemampuan
ekonominya. Oleh karena itu, Aisyiyah mengembangkan berbagai amal usaha
pemberdayaan ekonomi ini datam bentuk koperasi (termasuk koperasi simpan
pinjam), Baitul Mal wa Tamwil, toko/kios, Bina Usaha Ekonomi Keluarga Aisyiyah
(BUEKA), home industri, kursus ketrampilan dan arisan. Jumlah amal usaha di
bidang ini mencapai 503 buah.
Aisyiyah
juga mengembangkan beragam kegiatan berbasis pemberdayaan masyarakat khususnya
dalam bidang peningkatan kesadaran kehidupan bermasyarakat. Hingga saat ini
amal usaha yang mencakup pengajian, Qoryah Thayyibah, Kelompok Bimbingan Haji
(KBIH), badan zakat infaq dan shodaqoh serta musholla berjumlah 3.785.
Identitas, Visi dan Misi
Identitas
Aisyiyah, organisasi perempuan Persyarikatan
Muhammadiyah, merupakan gerakan Islam dan
dakwah amar makruf nahi mungkar, yang berazaskan Islam serta bersumber
pada Al-Quran dan Assunnah.
Visi ideal
Tegaknya agama Islam dan terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Visi Pengembangan Tercapainya usaha-usaba
Aisyiyah yang mengarah pada penguatan dan
pengembangan dakwah amar makruf
nahi mungkar secara lebih berkualitas menuju masyarakat madani, yakni
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Misi
Misi Aisyiyah diwujudkan dalam bentuk amal
usaha, program dan kegiatan meliputi:
1.
Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman, meningkatkan
pengamalan serta menyebarluaskan ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan.
2. Meningkatkan harkat dan martabat
kaum wanita sesuai dengan ajaran Islam.
3. Meningkatkan kualitas dan
kuantitas pengkaian terhadap ajaran Islam.
4. Memperteguh iman, memperkuat dan
menggembirakan ibadah, serta mempertinggi akhlak.
5. Meningkatkan semangat ibadah,
jihad zakat, infaq, shodaqoh, wakaf, hibah, serta membangun dan memelihara
tempat ibadah, dan amal usaha yang lain.
6. Membina AMM Puteri untuk menjadi
pelopor, pelangsung, dan penyempurna gerakan
Aisyiyah.
7. Meningkatkan pendidikan,
mengembangkan kebudayaan, mempertuas ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menggairahkan
penelitian.
8. Memajukan perekonomian dan
kewirausahaan ke arah perbaikan hidup yang berkualitas.
9. Meningkatkan dan mengembangkan
kegiatan dalam bidang-bidang sosial, kesejahteraan masyarakat, kesehatan, dan lingkungan hidup
10. Meningkatkan dan mengupayakan
penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran serta memupuk semangat kesatuan dan persatuan bangsa.
11. Meningkatkan komunikasi,ukhuwah,
kerjasama di berbagai bidang dan kalangan masyarakat dalam dan luar negeri.
12. Usaha-usaha lain yang sesuai
dengan maksud dan tujuan organisasi.
Jaringan Kerjasama
Sejak berdiri, Aisyiyah telah menjalin
kerjasama dengan berbagai pihak baik di dalam maupun di uar negeri. Pada masa
pergerakan nasional, kerjasama lebih ditujukan untuk menjalin semangat
persatuan untuk perjuangan melepaskan bangsa Indonesia dari belenggu
penjajahan. Pada tahun 1928, Aisyiyah menjadi salah satu pelopor
berdirinya badan federasi organisasi
wanita Indonesia yang sekarang dikenal dengan nama Kongres Wanita indonesia
(KOWANI)
Beberapa
lembaga baik pemerintah maupun non pemerintah pernah menjadi mitra kerja
Aisyiyah datam rangka kepentingan sosial
bersama, antara lain: Pembinaan
Kesejahteraan Keluarga (PKK),
Peningkatan Peranan Wanita untuk Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS), Dewan Nasional
Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial
(DNIKS), Yayasan Sayab Ibu, Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOlWI) dan Majetis Ulama
Indonesia (MUI).
Selain
itu, Aisyiyah juga melakukan kerjasama dengan
lembaga dari luar negeri dalam rangka
kesejahteraan sosial, program kemanusiaan, sosialisasi, kampanye,
seminar, workshop, melengkapi prasarana
amal usaha, dan lain-lain. Diantara
lembaga dari luar negeri yang pernah bekerjasama dengan Aisyiyah adalah: Oversea Education
Fund (OEF), Mobil Oil, The Pathfinder
Fund, UNICEF, UNESCO,WHO, John Hopkins
University, USAID, AUSAID, NOVIB, The
New Century Foundation, The Asia
Foundation, Regional Islamicof South East Asia
Pasific, World Conference of Religion and Peace, UNFPA, UNDP, World Bank, Partnership for Governance Reform in Indonesia, beberapa
kedutaan besar negara sahabat, dan lain-tain.
Program Pemberdayaan Ekonomi
Sebagai
organisasi perempuan yang bergerak datam
bidang keagamaan dan kemasyarakatan,
Aisyiyah diharapkan mampu menunjukkan komitmen dan kiprahnya untuk
memajukan kehidupan masyarakat khususnya
dalam pengentasan kemiskinan dan ketenagakerjaan.
Dengan visi "Tertatanya kemampuan
organisasi dan jaringan aktivitas pemberdayaan ekonomi keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat", Majetis Ekonomi Aisyiyah bergerak memberdayakan ekonomi rakyat kecil dan
menengah serta mengembangkan ekonomi
kerakyatan.
Beberapa program pemberdayaan itu antara
lain: mengembangkan Bina Usaha Ekonomi
Keluarga Aisyiyah (BUEKA) dan Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM). Saat ini Aisyiyah memiliki dan membina Badan Usaha Ekonomi sebanyak 1426 buah di
Wilayah, koperasi, pertanian, industri
rumah tangga, pedagang kecil/toko dan
pembinaan ekonomi keluarga.
Kesehatan
Dengan
misi sebagai penggerak terwujudnya
masyarakat dan lingkungan hidup yang sehat, Aisyiyah mengembangkan pusat kegiatan
pelayanan dan peningkatan mutu kesehatan
masyarakat serta pelestarian lingkungan
hidup metalui pendidikan. Saat ini
Aisyiyah telah mengelola dan mengembangkan 10 RSKIA (Rumah Sakit Khusus Ibu
dan Anak), 29 Klinik Bersalin, 232
BKIA/yandu, dan 35 Balai Pengobatan yang
tersebar di seluruh Indonesia.
Beberapa
program kesehatan yang dikembangkan
antara lain: peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang terjangkau di seluruh Rumah
Sakit, Rumah Bersalin, Balai Pengobatan,
Balai Kesehatan Ibu dan Anak yang
dikelota oleh Aisyiyah serta menjadikan
unit-unit kegiatan tersebut sebagai
agent of development yang tidak hanya sebagai tempat mengobati orang sakit, tetapi
mampu berperan secara optimal dalam
mengobati lingkungan masyarakat.
Aisyiyah
metalui Majetis Kesehatan dan Lingkungan Hidup juga metakukan kampanye
peningkatan kesadaran masyarakat dan penanggulangan penyakit berbahaya dan
menular, penanggulangan HIV/AIDS dan
NAPZA, bahaya merokok dan minuman keras,
dengan menggunakan berbagi pendekatan
dan bekerjasama dengan berbagi pihak,
meningkatkan pendidikan dan perlindungan kesehatan reproduksi perempuan,
menyelenggarakan pilot project sistem pelayanan terpadu antara
lembagakesehatan, dakwah sosial dan terapi psikologi Islami.
Pendidikan
Sejalan
dengan pengembangan pendidikan yang menjadi salah satu pilar utama gerakan
Aisyah metalui Majetis Pendidikan Dasar dan Menengah serta Majetis Pendidikan
Tinggi, Aisyíyah mengembangkan visi pendidikan yang berakhlak mulia untuk umat
dan bangsa.
Dengan
tujuan memajukan pendidikan (formal, non formal dan informal) serta
mencerdaskan kehidupan bangsa hingga terwujud manusia muslim yang bertakwa,
berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri, cinta tanah air dan berguna
bagi masyarakat serta diridhai Allah SWT, berbagai program dikembangkan untuk
menangani masalah pendidikan.
Saat ini
Aisyiyah telah dan tengah melakukan pengeloaan dan pembinaan terhadap: 86
Kelompok Bermain/Pendidikan Anak Usia Dini, 5.865 Taman Kanak-Kanak, 380
Madrasah Diniyah, 668 TPA/TPQ, 2.920 IGABA, 399 IGA, 10 Sekolah Luar Biasa, 14
Sekolah Dasar, 5 SLTP, 10 Madrasah Tsanawiyah, 8 SMU, 2 SMKK, 2 Madrasah
Aliyah, 5 Pesantren Putri, serta 28 pendidikan luar sekolah. Aisyiyah
jugadipercaya oleh Pemerintah untuk menyelenggarakan ratusan PAUD (Pendidikan
Anak Usia Dini) di seluruh Indonesia. Untuk pendidikan tinggi, Aisyiyah
memiliki 3 Perguruan Tinggi, 2 STIKES, 3 AKBID serta 2 AKPER di seluruh
Indonesia.
Selain
itu, Aisyiyah juga memperhatikan masalah kaderisasi dan pengembangan sumber
daya kader di lingkungan Angkatan Muda Muhammadiyah Putri secara integratif dan
professional yang mengarah pada penguatan dan pengembangan dakwah amar makruf
nahi mungkar menuju masyarakat madani.
PROGRAM MAJELIS MAJELIS TABLIGH
(tabligh@aisyiyah.or.id)
Untuk
merealisasikan prinsip dan tujuan dakwahnya, Aisyiyah memiliki berbagai
kegiatan dakwah yang dilaksanakan oleh Majetis Tabligh. Majetis ini bergerak
dalam urusan kajian Islam kontekstual, dakwah dan pengamalan Islam. Dengan visi
untuk menjadi organisasi dakwah yang mampu memberi pencerahan kehidupan
keagamaan untuk mencapai masyarakat madani, Majelis Tabligh mengembangkan gerakan-gerakan Dakwah Islam
dalam seluruh aspek kehidupan, menguatkan kesadaran keagamaan masyarakat,
mengembangkan materi, strategi dan media dakwah, serta meningkatkan kualitas
mubalighat.
Beberapa
program dan kegiatan yang telah dan sedang ditindaklanjuti oleh majetis ini
antara lain:
1.Pembinaan kelompok pengajian, saat
ini berjumlah sebanyak 12.149 di seluruh Indonesia.
2.Membina sebanyak 10.329 mubalighat
di seluruh Indonesia.
3. Mengembangkan desa binaan
sebanyak 285 di beberapa daerah tertentu di Indonesia.
4.Sosialisasi program pembinaan
Keluarga Sakinah di Wilayah/ Daerah/ Cabang/ Ranting.
5. Menindaklanjuti dan mengembangkan
program Qoryah Thoyyibah yakni pengembangan semacam desa percontohan islami
dengan mengoptimalkan semua potensi dan sektor baik agama, pendidikan,
kesehatan, ekonomi,maupun hubungan sosial Sebagai pelaksanaan awalnya Aisyiyah
telah mengadakan proyek uji coba Qoryah Thoyyibah di dusun Mertosanan Wetan, Potorono,
Banguntapan, Bantul, DIY sejak 1989.
6. Merevitalisasi Gerakan Jamaah dan
Dakwah Jamaah (GJDJ).
7. Meningkatkan usaha pencegahan
sejak dini bahaya miras, napza, demoralisasi, seks bebas, kriminalitas dan
bentuk penyakit sosial lainnya.
8. Meningkatkan kualitas dan
kuantitas pengajian.
9. Menerbitkan buku-buku yang
diperuntukkan bagi umum maupun kalangan sendiri untuk melengkapi kegiatan dakwah, dan lain-tain.
MAJELIS KESEJAHTERAAN SOSIAL
(kessos@aisyiyah.or.id)
Pemahaman tentang kesejahteraan sosial yang
diperjuangkan Aisyiyah adalah terciptanya suatu kondisi ideal dari tata kehidupan
masyarakat yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghaffur, yaitu suatukehidupan
bahagia sejahtera penuh limpahan rahmat
dan nikmat Allah SWT. di dunia dan akhirat.
Dengan demikian tercipta suatu titik keseimbangan antara aspek jasmaniah
dan rohaniah ataupun aspek material
dan spiritual.
Sejak berdirinya, kegiatan kesejahteraan
sosialAisyiyah telah dimulai dalam bentuk membantu kaum miskin dan anak yatim.
Dalam perkembangan saat ini, program
kesejahteraan sosialAisyiyah tersistem ke dalam unit-unit kegiatan sosial
antara lain:
1. Kepedulian dan usaha-usaha
pelayanan danpenyantunan bagi kelompok masyarakat
dhuafa/miskin
2. Pengembangan dan pemberdayaan
lembaga-tembaga sosial yang dikelola oleh Aisyiyah seperti panti asuhan, panti
jompo, balai latihan, rumah singgah, dan lain-lain.
3. Peningkatan kesejahteraan
masyarakat miskin di perkotaan dan pedesaan.
4. Pelayanan korban dan
penanggulangan bencana/musibah.
5. Advokasi publik yang menyangkut
masalah- masalah sosial di berbagai lapisan masyarakat.
6. Mengembangkan pola pencegahan dan
pemberian bantuan terhadap korban trafficking dan kekerasan terhadap perempuan
dan anak, dan lain-tain.
MAJELIS KESEHATAN
DAN LINGKUNGAN HIDUP
(kesling@aisyiyah.or.id)
Sebagai organisasi sosial, masalah kesehatan
dan lingkungan hidup telah menempati posisi yangsangat serius dalam gerakan
Aisyiyah. Dengan misisebagai penggerak terwujudnya masyarakat danlingkungan
hidup yang sehat, Aisyiyah kemudianmengembangkan pusat kegiatan pelayanan
dan peningkatan mutu kesehatan
masyarakat serta pelestarian lingkungan hidup metalui pendidikan.
Program-program yang dikembangkan
antara lain:
1. Peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan yang terjangkau di seluruh Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Balai
Pengobatan, Balai Kesehatan Ibu dan Anak Aisyiyah serta menjadikan unit-unit
kegiatan tersebut sebagai agent of development, tidak hanya sebagai tempat
mengobati orang sakit, tetapi mampu berperan optimal dalam mengobati lingkungan
masyarakat.
2. Melakukan kampanye peningkatan
keadaran masyarakat dan penanggulangan penyakit berbahaya dan menular.
3.Penanggulangan HIV/AIDS dan NAPZA,
bahayamerokok dan minuman keras,
metalui berbagai pendekatan dan bekerjasama dengan berbagai pihak.
4.Meningkatkan pendidikan dan
perlindungan kesehatan reproduksi perempuan
5. Menyelenggarakan pilot project
system pelayanan terpadu antara lembaga kesehatan, dakwah sosial dan terapi
psikologi Islami.
6.Melakukan kampanye sadar
lingkungan dan pentingnya pelestarian lingkungan hidup bagi kehidupan manusia
metalui pendidikan. Saat ini Aisyiyah telah mengelola dan mengembangkan
sekurang-kurangnya 10 RSKIA (Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak), 29 Klinik
Bersalin, 232 BKIA/yandu, dan 35 Balai Pengobatan yang tersebar di seluruh
Indonesia.
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN
MENENGAH
(dikdasmen@aisyiyah.or.id)
Sejalan
dengan pengembangan pendidikan yang menjadi salah satu pilar utama gerakan
Aisyiyah, majetis ini mengembangkan visi pendidikan Aisyiyah yang berakhlak
mulia untuk umat dan bangsa. Dengan tujuan memajukan pendidikan (formal, non
formal dan informal) serta mencerdaskan kehidupan bangsa hingga terwujud
manusia muslim yang bertakwa, berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri
sendiri,cinta tanah air dan berguna bagi masyarakat serta diridhai Allah SWT,
Majetis ini mengembangkan dan menangani masalah pendidikan dari usia pra TK
sampai Sekolah Menengah Umum dan keguruan.
Saat ini
majelis ini telah dan tengah melakukan pengeloaan dan pembinaan sebanyak: 86
Kelompok Bermain/ Pendidikan Anak Usia Dini, 5865 Taman Kanak-Kanak, 380
Madrasah Diniyah, 668 TPA/TPQ, 2.920 IGABA, 399 IGA, 10 Sekolah Luar Biasa, 14
Sekolah Dasar, 5 SLTP, 10 Madrasah Tsanawiyah, 8SMU, 2 SMKK, 2 Madrasah Aliyah,
5 Pesantren Putri, serta 28 pendidikan Luar Sekolah. Saat ini Aisyiyahjuga
dipercaya oleh Pemerintah untukmenyelenggarakan ratusan PAUD
(Pendidikan Anak Usia Dini) di seluruh Indonesia.
MAJELIS EKONOMI
(ekonomi@aisyiyah.or.id)
Sebagai organisasi perempuan yang
bergerakdalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan, Aisyiyah diharapkan mampu
menunjukkan komitmen dan kiprahnya untuk memajukankehidupan masyarakat
khususnya dalampengentasan kemiskinan dan ketenagakerjaan. Dengan visi "tertatanya kemampuan
organisasi dan jaringan aktivitas pemberdayaan ekonomi keluarga untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat", majetis ekonomi bergerak di bidang
pemberdayaan ekonomi rakyat kecil dan menengah serta pengembangan-pengembangan
ekonomikerakyatan.
Beberapa
program majetis ekonomi antara lain:
1. Mengembangkan Bina Usaha Ekonomi
Keluarga Aisyiyah (BUEKA) dan Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM). Saat ini Aisyiyah memiliki dan membina Badan Usaha
Ekonomi sebanyak 1426 buah di
wilayah,Daerah dan Cabang yang berupa badan usaha koperasi, pertanian,
industri rumah tangga, pedagang kecil/took dan pembinaan ekonomi keluarga.
2.
Menumbuhkan dan mengembangkan koperasi serta Lembaga Keuangan Mikro yang
berbadan hokum
3. Meningkatkan partisipasi
'Aisyiyah dalam pembelaan dan penguatan termasuk advokasi terhadap Tenaga Kerja
Indonesia, khususnya Tenaga Kerja Wanita.
4. Membangun jaringan dengan
berbagai pihak dalam rangka mengembangkan ekonomi umat
5.
Melakukan advokasi dan perlindungan konsumen, dan lain-tain.
MAJELIS PENDIDIKAN KADER
(Kontak email: mpk@aisyiyah.or.id)
Majetis ini menangani masalah kaderisasi
dan pengembangan sumber daya kader di lingkungan Angkatan Muda Muhammadiyah
Putri secara integratif dan professional yang mengarah pada penguatan dan
pengembangan dakwah amar makruf nahi mungkar menuju masyarakat madani.
Program-program yang dikembangkan oleh majelis ini antara lain:
1. Mengembangkan
system pengkaderan yang mampu menghasilkan kader yang berkualitas. Saat ini Majetis Pembinaan Kader membina 617
instruktur, 1419 kader serta 108 kajian.
2. Peningkatan kualitas pembinaan
kader baik dalam bentuk kursus,
pelatihan, sekolah- sekolah formal, maupun studi lanjut.
3. Meningkatkan kuantitas dan
kualitas kader ulama perempuan, serta
kader 'lintas ilmu dan profesi' untuk penguatan gerakan Aisyiyah, dan
lain-lain.
MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI
(dikti@aisyiyah.or.id)
Sejalan dengan
perkembangan dunia pendidikan serta pendidikan Aisyiyah khususnya, majetis ini
bertugas untuk membina, mengkoordinasikan Perguruan Tinggi Aisyiyah di seluruh
Indonesia, serta memberikan bahan pertimbangan guna menentukan kebijakan yang
berkaitan dengan bidang pendidikan tinggi Aisyiyah. Dengan visi
"terbentuknya masyarakat muslim yang memiliki keilmuan, keislaman dan
keorganisasian dakwah Muhammadiyah-Aisyiyah", majetis ini mengembangkan
program-
program antara lain:
1. Kajian isu-isu aktual pendidikan serta penelitan
positioning PTA di masyarakat.
2. Penyusunan data base, renstra,
serta Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk PTA.
3. Peningkatan kualitas pendidikan
serta sinergi dan kerjasama dengan berbagi pihak, dan lain-Lain.
Saat ini Majetis Pendidikan Tinggi
Aisyiyah membawahi 3 Perguruan Tinggi, 2 STIKES, 3 AKBID serta 2 AKPER di
seluruh Indonesia.
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
(lppa@aisyiyah.or.id)
Lembaga
ini bertujuan untuk meningkatkan kajian tentang masalah atau isu-isu yang
berkembang, baik mengenai organisasi maupun masalah sosial yang terkait dengan
sikap perempuan dan organisasi, seperti kekerasan terhadap perempuan, kekerasan
terhadap anak dan perdagangan anak, peran politik perempuan, diskriminasi
gender, dan lain-lain. Sebagai institusi yang bergerak dalam penelitian dan
pengembangan yang mendinamisasi gerakan dakwah Aisyiyah, LPPA diharapkan mampu
menyediakan dukungan data dan informasi metalui kegiatan pengkajian, penelitian
dan kegiatan pengembangan lainnya untuk mendukung pengambilan keputusan dan
kebijakan organisasi dalam mencapai visi dan tujuan Aisyiyah.
Program
kerja LPPA dapat dikelompokkan menjadi
tiga kategori yakni:
1. Divisi pengkajian dan penelitian:
melakukan pengkajian dan penelitian tentang keperempuanan, keagamaan, sosial,
dan organisasi dan isu-isu aktual yang terkait dengan usaha Aisyiyah untuk
2.
Divisi Basis Data: membentuk pusat data dan informasi untuk mendukung
dinamika gerakan, baik internal maupun eksternal.
3. Divisi /slamic Civil Society
(ICS): terkait dengan kegiatan pengembangan khususnya penguatan ICS melalui
pendidikan kewarganegaraan seperti meningkatkan kesadaran,wawasan dan
partisipasi warga Aisyiyah khususnya dalam dinamika kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara menuju kehidupan yang demokratis serta berbagai kegiatan
peneingkatan kapasitas lainnya.
LEMBAGA KEBUDAYAAN
(lk@aisyiyah.or.id)
Lembaga ini terbentuk dalam rangka merespon
perubahan budaya yang berkembang dengan cepat akibat adanya perkembangan
teknologi dan informasi yang demikian
pesat. Selain untuk menjaga agar transformasi kebudayaan tersebut tetap berada
datam garis ajaran Islam, lembaga ini bertujuan untuk menggali dan
memasyarakatkan kreatifitas budaya sebagai bagian dari gerakan dakwah sehingga
bisa terwujud masyrakat Islam serta budaya islami yang sebenar-benarnya.
Program
lembaga kebudayaan Aisyiyah antara lain:
1. Meningkatkan perhatian terhadap masalah- masalah sosial budaya
seperti kesenian,perubahan budaya masyarakat termasuk gaya hidup masyarakat, kepariwisataan
dan aspek sosial budaya lainnya yang mempengaruhi perkembangan masyarakat
disertai upayapengembangan khasanah Islami.
2. Mengimplementasikan tuntutan dakwah cultural yang tidak bertentangan
dengan ajaranIslam.
3. Mengembangkan seni budaya religious dengan symbol-simbol yang mudah diterima masyarakat datam kerangka
dakwah Islam, diantaranya menerbitkan buku Dongeng Indah, Aisyiyah dan Seni
Pertunjukan Ekspresi Islam datam Simput Budaya.
LEMBAGA HUBUNGAN ORGANISASI, HUKUM
DAN ADVOKASI (LHOHA)
(thoha@aisyiyah.or.id)
Lembaga
ini bertujuan untuk membangun dan menjalin hubungan kerjasama dalam rangka
memperluas sayap gerakan untuk mencapai tujuan organisasi. Lembaga ini juga
melakukan komunikasi dengan pihak-pihak lembaga/organisasi lain yang dapat
mendorong tercapainya visi dan misi organisasi, yang tidak terbatas ada agama,
ras, suku dan golongan. Program LHOHA diarahkan pada kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
1. Pengembangan komunikasi dan kerjasama
antar organisasi dan ormas Islam
2. Advokasi kebijakan publik untuk
kepentingankeaditan masyarakat.
3. Partisipasi pada upaya penegakan hukum
dan penyusunan peraturan perundang-undangan.
4. Peningkatan kesadaran hukum masyarkat.
5. Advokasi hukum dan hak asasi manusia.
6. Pengkajian berbagai peraturan perundang-
ndangan khususnya terkait dengan hukum Islam dan masalah perempuan.
LEMBAGA HUMAS DAN PENERBITAN
(humas@aisyiyah.or.id)
Merupakan lembaga yang mengkomunikasikan
segala kegiatan, program serta kebijakan organisasi kepada pihak-pihak terkait,
baik internal maupun eksternal serta membentuk citra posistif Aisyiyah di
masyarakat luas. Beberapa program fokus kegiatan lembaga ini antara lain:
1. Publikasi dan sosialisasi program
dan kegiatan Aisyiyah termasuk opinion leader tokoh Aisyiyah
2. Sosialisasi pencitraan positif
Aisyiyah
3. Menggatang dan menjaga kerja sama
dengan stakeholder Aisyiyah baik dalam maupun luar negeri
Selain itu
lembaga ini juga membawahi divisi penerbitan Aisyiyah, SUAR A AISYIYAH yaitu
majalah bulanan yang telah terbit sejak tahun 1926 sampai sekarang. Suara
Aisyiyah adalah majalah wanita tertua di Indonesia yang perkembangannya dapat
diikuti sejak zaman kolonial Belanda, zaman Jepang hingga zaman kemerdekaan.
Selain
sebagai alat organisasi yang mempublikasikan program-program Aisyiyah, majalah
bulanan ini juga alat yang strategis dalam memberikan perluasan pengetahuan dan
penyadaran pada warga Aisyiyah khususnya akan peran perempuan dalam dunia
domestik dan publik.
Copy dari
:
http://www.muhammadiyah.or.id/content-199-det-aisyiyah.html